MAKALAH
MANAJEMEN USAHA KECIL (MUK)
FAMILY BUSINESS
DOSEN
PENGAMPU MATA KULIAH
HANA,
MM
Disusun Oleh:
Kelompok III
Kelas C/VI
Munawir Sazali 151
106 125
Hana Mardiana 151 106 098
Lukmanul Hakim 151 106 116
Najihah 151 116 207
Marsinah 151 106 097
JURUSAN
PENDIDIKAN IPS EKONOMI
FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM
2013/2014
DAFTAR
ISI
COVER......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
A.
Latar
Belakang.......................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................. 2
A.
Pengertian
Family Business (bisnis keluarga)......................................... 2
B. Bisnis Keluarga; sebuah Lembaga yang
Unik........................................ 3
C. Budaya Bisnis Keluarga............................................................................ 3
D. Ciri-ciri Khusus Manajemen
Perusahaan Keluarga.............................. 5
E. Mekanisme Family Business (bisnis
keluarga)........................................ 7
F. Keuntungan Menjalani Family
Business (bisnis keluarga).................... 7
G.
Kendala-Kendala
dan Akibat Dalam Menjalani Family Business........ 8
BAB III PENUTUP.................................................................................................... 10
A.
Kesimpulan................................................................................................ 10
B.
Saran.......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 11
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Bisnis keluarga
merupakan salah satu bentuk bisnis yang melibatkan sebagian anggota keluarga di
dalam kepemilikan atau operasi bisnis. Family business juga merupakan salah
satu jalan untuk mempertahankan keharmonisan rumah tangga, akan tetapi
terkadang juga kebanyakan orang mengambil family business ini sebagai salah
satu lembah kehancuran rumah tangga. Akan tetapi kalau dicermati dengan baik
dan bisa mamanej dengan efektif dan efesien, maka hubungan rumah tangga akan
terjalin dengan rasa kasih sayang dan penuh ketenteraman, bersama orang yang
kita kasihi.
Dalam Family business
yang terlibat di dalamnya juga, tidak serta merta akan meninggalkan tanggung
jawab yang telah dipikulnya sesuai dengan kaidah-kaidah atau aturan yang telah
diberlakukan, seseorang yang dapat memenej ataupun mengontrol dirinya, maka
anatara bisnis dan keluaarga setidaknya dapat diimbangi dan dijalani kehidupan
antara bisnis dan keluarga dengan secara kondusif.
Terkadang banyak orang
yang meninggalkan keluarganya sendiri, karena sudah tergoda dengan racun
duniawi; yakni berbisnis, yang tidak pernah mengenal batas dan waktu, sehingga
keluarga dilantarkan dengan begitu saja tanpa memikirkan konssekuensinya baik
dirinya sendiri dan keluarganya. Oleh sebab itu, dalam berbisnis dan sudah
menjalin suatu hubungan keluarga paling tidak dapat mengimbangi anatara
keluarga dan bisnis, sehingga dalam membina rumah tangga dapat bersifat
continue dan menjadi panutan rumah tangga yang SAMAWATA (Sakinah, Mawahdah,
Warahmah dan Taqwa), semoga nantinya kita termasuk orang-orang yang bertaqwa.
Aminn
B.
Rumusan
Masalah
a. Menjelaskan
pengertian family business
b. Mengetahui
bisnis keluarga itu sesuatu lembaga yang unik
c. Dapat
mengetahui budaya-budaya dalam bisnis keluarga
d. Dapat
menjelaskan dan mengetahui ciri-ciri khusus manajemen perusahaan keluarga
e. Dapat
menjelaskan mekanisme family business
f. Mengetahui
keuntungan dalam menjalani family business
g. Mengetahui
kendala-kendala dan akibat dalam menjalani family business
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Family Business (Bisnis Keluarga)
Sorotan
utama:
Family business (bisnis
keluarga) merupakan salah satu bentuk bisnis yang melibatkan sebagian anggota
keluarga di dalam kepemilikan atau operasi bisnis. Perusahaan layanan makanan Five
Star misalnya: adalah sebuah bisnis keluarga, kelima “orang anak” yang berusia
antara 34 sampai dengan 42 tahun dengan kedua orang tuanya bekerja dalam bisnis
tersebut.
Orang tua mereka steve
dan rosemary parisi, mendirikan bisnis tersebut pada tahun 1949 dan
mengembangkan bisnisnya dari 2 menjadi 100 mesin penjual makanan di Houston,
texas. Perusahaan memiliki dan mengoperasikan mesin penjual yang membagikan
minuman dan makanan ringan (snack) dan makanan segar di tempat-tempat kerja di daerah
industry klientnya. Mereka memperoduksi dan menjual produk yang berkualitas
unggul, sseperti dinner, makanan kecil, makanan penutup (desserts) salads, dan
sandwich dengan menggunakan ratusan mesin pendingin seharga $7.000 perbuahnya.
Lebih menarik lagi,
kelima anak iitu memiliki ijazah perguruan tinggi, tetapi memilih untuk
melanjutkan kesempatan berwirausaha dalam bisnis keluarga. Kepemilikan dalam
perusahaan ini dibagi diantara angota-anggota keluarganya, orang tuanya
memiliki 50% dan tiap anak memiliki 10% dari bisnis yang ada. Putra tertua dari
joe parisi mengatakan bahwa meskipun mereka menghabiskan banyak waktu bersama,
tiap orang di dalam keluarga saling menyesuaikan, “kami menjalani hari-hari
kami karena ini adalah keluarga” tetapi kata joe “tetapi yang terpenting adalah
kami dapat menyesuaikan diri dengan baik”. Anak-anak tersebut semuanya merupakan
wakil direktur (lima pemmain utama dalam perusahaan layanan pangan five star)
dan mereka menghasilkan pendapatan dengan jumlah yang sama. Keluarga parisi
secara jelas merupaka keluarga bisnis yang menjalankan bisnis besar.
Dalam terminologi bisnis, perusahaan
keluarga terbagi menjadi dua macam. Pertama adalah Family Owned Enterprise
(FOE), yaitu perusahaan yang dimiliki oleh keluarga tetapi dikelola oleh
profesional yang berasal dari luar lingkaran keluarga. Keluarga hanya berperan
sebagai pemilik dan tidak melibatkan diri dalam operasi di lapangan. Perusahaan
seperti ini merupakan bentuk lanjutan dari usaha yang semula dikelola oleh
keluarga yang mendirikannya. Jenis perusahaan keluarga yang kedua adalah Family
Business Enterprise (FBE), yaitu perusahaan yang dimiliki dan dikelola oleh
keluarga pendirinya. Perusahaan tipe ini dicirikan oleh dipegangnya
posisi-posisi kunci dalam perusahaan oleh anggota keluarga. Jenis perusahan
keluarga inilah yang banyak terdapat di Indonesia. Batasan lain
tentang perusahaan diberikan oleh John L. Ward dan Craig E. Arnoff. Menurutnya,
suatu perusahaan dinamakan perusahaan keluarga apabila terdiri dari dua atau
lebih anggota keluarga yang mengawasi keuangan perusahaan. Sedangkan menurut
Robert G. Donnelley dalam bukunya “The Family
Business” suatu organisasi dinamakan perusahaan keluarga apabila paling sedikit
ada keterlibatan dua generasi dalam keluarga itu dan mereka mempengaruhi
kebijakan perusahaan.
B.
Family
Business (Bisnis keluarga); sebuah lembaga yang unik
Bisnis keluarga
mempunyai karakteristik dengan kepemilikannya atau keterlibatan lainnya dari
dua orang atau lebih anggota keluarganya yang sama dalam kehidupan dan fungsi
bisnisnya lingkup dan luas keterlibatan tersebut bervariasi dalam beberapa
perusahaan. Dalam sebuah restoran kecil misalnya seorang istri atau suami dapat
bekerja sebagai seorang pemilik dan manajer sementara yang lain memegang
pembukuan dan anak-anak dapat bekerja di dapur atau sebagai pelayan. Bisnis
keluarga adalah sebuah perusahaan yang anggota keluarganya secara langsung
terlibat di dalam kepemilikan dan atau jabatan/ manajer.
Ø Keterkaitan keluarga dan bisnis
banyak
bisnis keluarga disusun atas dasar kekeluargaan dan bisnis meskipun keluarga
dan bisnis adalah institusi yang terpisah dengan anggota, tujuan dan nilainya
masing-masing. Mereka menjadi satu (saling terkait) di dalam perusahaan keluarga,
bagi banyak orang dua institusi yang saling terkait ini adalah bagian yang
paling penting dalam hidup. Keluarga dan bisnis muncul dengan alasan mendasar
yang berbeda. Fungsi pokok keluarga berhubungan dengan perhatian dan pendidikan
anggota keluarga, sedangkan bisnis berkaitan dengan produksi dan
pendistribusian barang dan atau jasa. Tujuan keluarga adalah pengembangan penuh
yang mungkin dilakukan tiap anggota keluarga yang berkaitan dengan keterbatasan
kemampuan yang dimilikinya, serta pembagian kesempatan dan penghargaan yang
sama untuk setiap anggota. Sedangkan, tujuan bisnis adalah keuntungan dan
ketahanan hidup.
C.
Budaya
Bisnis Keluarga
Seperti organisasi lain, bisnis keluarga
mengembangkan cara tertentu di dalam mengerjakan segala sesuatunya dan
prioritas tertentu sehingga memberikan keunikan pada tiap perusahaan. Pola
perilaku dan kepercayaan yang khusus ini membentuk budaya organisasi karyawan,
sebagai karyawan dan anggota keluarga yang baru memasuki bisnis, mereka
menggunakan pandangan dan cara pengoperasian perusahaan yang khusus.
Ø Pola-pola
budaya
Budaya
perusahaan meliputi banyak tingkah laku dan keyakinan yang berbeda-beda,
pengamatan menyeluruh pada keyakinan dan perilaku tersebut akan memperlihatkan
berbagai pola budaya sehingga membantu di dalam menjelaskan cara berfungsinya
suatu perusahaan. W. Gibb Dyer, seorang prof, di UYB, telah mengidentifikasikan
suatu tatanan pola budaya yang mempergunaka tiga fase perusashaan keluarga;
bisnis sesungguhnya, bisnis keluarga, bisnis pemerintah.
Sebuah
contoh pola bisnis adalah system keyakinan dan perilaku perusahaan yang
berkaitan dengan pentingnya kualitas. Anggota organisasi cenderung mengadopsi
pandangan umum mengenai luasnya usaha atau bahkan pengorbanan yang seharusnya
diberikan kepada pelayanan konsumen dan kualitas produk. Menurut W Gibb Dyer
konfigurasi budaya adalah pola bisnis paternalistic, pola keluarga patriakal,
dan dewan direksi yang disetujui (pola pemerintah). Ini semata-mata berarti
bahwa hubungan keluarga lebih penting daari pada keahlian professional yang
pendirinya merupakan kepala suku yzang tidak diperdebatkan, sehingga dewan
secara otomatis mendukung keputusan pemilik.
Gambar
konfigurasi budaya dalam bisnis keluarga
Pola Bisnis
Paternalistic laissez-faire
Partisipasi profesional
|
Pola Pemerintah
paper board
ruber stump board
advisory board
|
Konfigurasi Budaya Perusahaan Keluarga
|
Pola Keluarga
Patriakal
Kolaborasi
konflik
|
Konfigurasi
budaya adalah budaya keseluruhan dari perusahaan keluarga yang terdiri dari
bisnis perusahaan, keluarga, dan pola pemerintah.
D.
Ciri-ciri
Khusus Manajemen Perusahaan Keluarga (family business)
Kompleksitas hubungan dalam perusahaan
keluarga memerlukan manajemen yang terbuka. Manajemen seperti ini mempunyai
arti manajemen professional yang baik, meskipun teknik-teknik tertentu dapat
berguna dalam menangani masalah-masalah yang ada di perusahaan keluarga.
Ø Kebutuhan
akan manajemen yang baik
Manajemen
yang baik diperlukan untuk kesuksesan setiap bisnis termasuk bagi perusahaan
keluarga. Penyimpangan dadri praktik manajemen yang baik hanya akan melemahkan
perusahaan, sehingga berpengaruh pada kepentingan perusahaan dan keluarga.
Sejumlah praktik terbaik telah diperkenalkan oleh Jhon. L. Ward, spesialis
pencatat dalam bisnis keluarga dan professor ternama pada Loyola university
Chicago. Bebrapa praktik tersebut adalah:
1. Rangsanglah
pemikiran dan pemahaman strategi baru
2. Rekrut
dan pertahankan manajer nonkeluarga yang baik
3. Ciptakan
organisasi yang fleksibel dan inovatif
4. Ciptakan
dan lindungi modal
5. Siapkan
pengganti tampuk kepemimpinan
6. Eksploitasi
kelebihan yang unik dari kepemilikan keluarga.
Ø Karyawan
non-keluarga dalam family business
Para
karyawan yang bukan nonkeluarga masih dipengaruhi oleh pertimbangan keluarga
dalam bebberapa kasus, kesempatan mereka untuk promosi semakin sempit dengan
hadirnya anggota keluarga yang memiliki jalur dalam. Pembatasan gerak karyawan
nonkeluarga tergantung pada jumlah anggota keluarga yang aktif di dalam bisnis
dan jumlah posisi manajerial atau professional bisnis yang dapat diduduki oleh
karyawan nonkeluaarga. Itu juga tergantung dari pada besarnya kompetensi yang
diminta oleh pemillik di dalam manajemen perusahaan dan memelihara keterbukaan
didalamnya pengamatannya untuk menghindari masalah di masa mendatang.
Memperkerjakan karyawan nonkeluarga berarti menyediakan kesempatan yang luas
dan mengidentifikasikan posisi yang diperuntukan bagi anggota keluarga. Yang
berada di luar keluarga dapat dikeluarkan, adanya anggota keluarga yang
bersaing satu sama lain sangat sulit bagi orang luar untuk tetap netral dalam
permusuhan keluarga. Jika seorang karyawan nonkeluarga terlhat memihak pada salah
satu keluarga yang terlibat dalam permusuhan , dia dapat kehilangan dukungan
dari anggota keluarga yang lain. Kerja keras karyawan sering terganggu oleh
konflik keluaarga.
Ø Retret
keluarga
Retret
keluarga adalah pertemuan anggota keluarga, biasanya di lokasi yang jauh untuk
mendiskusikan masalah bisnis keluarga. Sebuah usaha untuk menciptakan suasana
informal.
Nanci
upton pendiri institute family business pada university Baylor, telah memimpin
banyak retret keluarga. Dia menggambarkan tujuan dan format umum dari berbagai
retret sebagai berikut:
Tujuan retret adalah untuk
memberikan suatu forum untuk introsfeksi, pemecahan masalah, dan pembuatan
kebijakan untuk beberapa partisipan. Ini merupakan kesempatan pertama untuk
membicarakan kepentingan mereka dalam suasana yang tidak berkonfrontasi dan ini
juga sebagai merupakan waktu untuk memperbesar kekuatan dalam keluarga.
Retret
biasanya berlangsung dua hari dan diselenggarakan di tempat yang jauh sehingga
anda tidak akan tergoda untuk ke kantor (para menantu juga harus diundang).
Duduk bersama dan membicarakan masalah bisnis mungkin tampak menakutkan bagi
beberapa anggota keluarga. Hasilnya, bebrapa anggota keluarga menghindari komunikasi
yang terlalu berlebihan, takut hal itu akan menimbulkan masalah. Sayangnya,
pendekatan seperti itu sering menimbulkan perbedaaan serius yang perlahan-lahan
menjadi masalah besar. Retret keluarga dirancang untuk membuka saluran
komuikasi dan memmbaw pemahaman dan persetujuan akan masalah bisnis keluarga.
Jadi
apabila keluarga yang sering melakukan retret keluarga dan memperbincangkan
nikmatnya membagi nilai dan cerita yang dialami keluarga diwaktu yang lalu,
maka retret akan dapat memperkuat dan solidaritas anatar semua keluarga.
Ø Dewan
keluarga
Retret
keluarga dapat membuka jalan terciptanya dewan keluarga, yang di dalamnya nanti
anggota keluarga bertemu untuk mendiskusikan nilai-nilai kebijakan dan arah
mendatang perusahaan, secara garis besar dewan keluarga adalah sekumpulan
anggota keluarga yang terorganisasi yang berkumpul secara periodic untuk
mendiskusikan masalah keluarga yang berhubungan dengan bisnis.
E.
Mekanisme
Family Business (bisnis keluarga)
Dunia bisnis dan dunia keluarga
memang memiliki perbedaan yang amat curam. Jelas, dalam sebuah keluarga
kepentingan keluarga akan mengalahkan kepentingan-kepentingan yang lain.
Padahal, perusahaan menuntut sikap yang profesional. Termasuk juga dalam
masalah kompensasi atau pembagian keuntungan. Perusahaan
profesional akan mendasarkan pemberian gaji pada nilai pasar dan riwayat kerja (kinerja)
seseorang. Sedangkan keluarga mendasarkan pemberian gaji pada kebutuhan. Di
sini terlihat betapa keluarga memiliki standar yang tidak jelas. Masalah
terpenting dalam keberlanjutan bisnis keluarga adalah masalah sukses. Sukses
memang bukan satu-satunya penentu kelanggengan bisnis keluarga. Tapi, mau tidak
mau generasi pendahulu harus memberikan tongkat estafet perusahaan kepada
generasi berikutnya. Suksesi tidak hanya berarti pata tingkat pimpinan dan
managerial saja, termasuk pada kebijakan-kebijakan perusahaan. Terdapat
tujuh langkah dalam melakukan sukses perusahaan keluarga: mengevaluasi struktur
kepemilikan; mengembangkan
gambaran struktur yang diharapkan setelah sukses; Mengevaluasi keinginan
keluarga; mengembangkan proses pemilihan, melatih dan memonitoring penerus masa
depan; Melakukan aktivitas team building dari keluarga; Menciptakan dewan
direksi yang efektif; Yang terakhir, memasukkan penerus pada saat yang tepat,
yaitu ketika pendiri berusia 50 tahun dan penerus berusia 30 tahun.
F.
Keuntungan
dalam Menjalani Family Business
Masalah-masalah
yang berhubungan dengan bisnis keluarga dapat dengan mudah membutakan orang
muda untuk mengambil keuntungan di dalam bisnis. Banyak keuntungan yang
berhubungan dengan keterlibatan keluarga seharusnya diakui dan digunakan untuk
merekrut anggota keluarga agar bekerja dalam perusahaan keluarga.
Keuntungan
datang dari hubungan kekluaegaan yang kuat, anggota –anggota keluarga tertarik
pada bisnis karena ikatan keluar.
Memulai dari usaha kecil bersama
keluarga – dengan suami, anak, atau sanak saudara bisa menjadi tantangan yang
unik. Di sisi lain, ini juga sangat membantu untuk urusan kepercayaan dan cara
yang bagus untuk mengajak semua anggota keluarga untuk bersama-sama demi
keamanan generasi selanjutnya. Keuntungan
utama dari menjalankan bisnis dengan keluarga adalah adanya kepercayaan yang
tidak didapatkan dari bisnis yang tidak berorientasi pada keluarga. Karena
adanya kepercayaan dan hubungan keluarga inilah, anggota keluarga bisa bekerja
lebih giat dan tidak membutuhkan kontrak legal dan permasalahan lain yang
berkaitan dengan karyawan. Keuntungan lain adalah, terlepas dari banyaknya
argumen, keluarga memiliki kecenderungan untuk tetap bersatu dalam masa-masa
sulit. Hal ini disebabkan karena setiap anggota memiliki pemahaman yang lebih
terhadap anggota keluarga yang lain, dan memiliki argumen, kerja sama, dan
pengalaman negatif bersama-sama. Terlepas dari semua keuntungan memiliki bisnis
keluarga, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1.
Mencampuradukkan bisnis dengan urusan pribadi dan
keluarga bisa berdampak buruk pada hubungan keluarga. Pastikan anda membuat
batasan-batasan yang jelas tentang dimana dan kapan anda bisa berbicara tentang
bisnis.
2.
Pastikan bahwa komunikasi tidak menjadi halangan.
Adakanlah pertemuan rutin untuk membahas perkembangan dan perbedaan pendapat.
3.
Perlakukan bisnis keluarga sebagaimana mestinya.
Masalah yang sering terjadi dalam bisnis keluarga adalah terlalu berfokus pada
‘keluarga’ daripada bisnis.
4.
Pastikan bahwa setiap orang memiliki peran yang jelas.
Ini akan membantu untuk menumbuhkan lingkungan bisnis.
5.
Anggota keluarga yang berada di dalam bisnis harus
diperlakukan secara adil. Tidak boleh ada pilih kasih dalam bisnis. Gaji dan
keuntungan yang adil dapat menjadi poin awal yang bagus.
6. Berusahalah
untuk memngembangkan rencana pergantian. Siapa yang akan mengambil alih bisnis
setelah anda pensiun? Contohnya, apakah anak saudara anda atau anak anda? Ini
dengan asusmsi bahwa saudara anda dan anda memiliki saham kepemilikan atas perusahaan.
7.
Jika anak anda akan bergabung dalam bisnis, usahakan
agar mereka mendapat pengalaman di luar bisnis keluarga selama 3-5 tahun
sebelum mereka bergabung. Hal ini akan memberi mereka perspektif atau pandangan
yang berharga tentang bagaimana bisnis seharusnya dijalankan di luar setting
keluarga.
G.
Kendala-Kendala
dan Akibat dalam Menjalani Family Business
Dari masalah-masalah yang sering
muncul dalam bisnis keluarga, terutama masalah profesionalisme, akhirnya muncul
mitos, “generasi pertama membangun, generasi kedua menikmati, dan generasi
ketiga menghancurkan”. Dan masalah kepemimpinan dalam perusahaan keluarga,
masalah konflik yang sering terjadi dalam bisnis keluarga, suksesi, kompetensi,
dan budaya dalam perusahaan keluarga sebagai tawaran paradigma baru dalam
bisnis keluarga. Semua ini tidak lain sebagai counter attack terhadap mitos:
“generasi pertama membangun, generasi kedua menikmati, dan generasi ketiga
menghancurkan”.
Ø Bisnis VS Keluarga: perbenturan nilai-nilai
Ketika
banyak pasangan bertumbuh dengan bekerja bersama, pasangan lain pecah karena
tekanan di dalam pelaksanaan bisnis. Mary dan phil baechler mempunyai
pengalaman pada kondisi ini. Pada tahun 1984, mereka memulai bisnis di Yakima
(Washington,USA) untuk memperoduksi kereta bayi yang telah ditemukan oleh phil
sambil menunggu kelahiran putranya travis, keluarga tersebut bertumbuuh dengan
kelahiran dua orang anak lagi dan bisnisnya memberikan keuntungan.
Mary dan
phil sangat bekerja keras sehingga kesulitan membagi waktu untuk mereka sendiri
dan perkawinannya, mereka juga berbeda dalam prioritas yang disetujui bagi
bisnisnya, mary merasa memiliki ambisi yang lebih besar dari pada phil dan
percaya bahwa phil memandang bisnis sebagai salah satu cara untuk mencapai
tujuan, sebagaimana yang dieksperesikan mary,
“saya selalu membuat pilihan yang tak dimengerti olehnya, dan saya tidak
dapat membayangkan dia tidak mau berusaha lebih jauh lagi”. Meskipun terdapat
rasa hormat dan kasih sayang diantara keduanya, bisnis tersebut memisahkan
mereka.
Dengan agak
sedih, mary menggambarkan perasaannya pada hari sebelum pengadilan membubarkan
perkawinannya. Di pagi hari, saya akan bercerai, tiap kali saya membayangkan
berdiri di ruang pengadilan, menjawab sang hakim, saya menangis tanpa
malu-malu. Dan saya tahu bahwa phil pergi bersama saya kesana, kami berdua akan
menangis dan hakim akan berpikir mengapa kami melakukan hal yang sia-sia ini.
Dan kemudian phil akan memluk saya dengan erat, ketika saya nangis di bahunya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ada dua macam bisnis keluarga, dalam
arti umum Bisnis Keluarga adalah bisnis yang dijalankan bersama oleh keluarga,
ada yang dalam pengelolaannya di kerjakan sendiri oleh anggota keluarga, ada
juga yang dalam pengelolaanya diluar anggota keluarga, jadi anggota keluarganya
tersebut hanya sebagai pemilik. Dunia bisnis
dan dunia keluarga adalah dua hal yang sangat berbeda jauh, dalam dunia bisnis
semua kegiatan dilakukan dengan profesional, sedangkan dalam dunia keluarga
yaitu dimana sekumpulan orang yang memiliki hubungan kekerabatan melakukan
bisnis, dan bisnis yang dijalankannya relative bisnis yang kecil, tapi bisa
berkembang dengan sendirinya jika pengelolaannya dilakukan secara profesional.
Banyak hambatan dan kelebihan dalam bisnis keluarga ini, tapi seiring dengan
perkembangan zaman, maka banyak alur-alur maupun jalan yang relative mudah
untuk menjalani bisnis keluarga ini.
B.
Saran
Semoga dengan penyajian makalah yang
sangat sederhana dan praktis ini, kiranya nanti dapat menanmbah wawasan kita,
untuk lebih mengintensifkan pelajaran khususnya mengenai manajemen usaha kecil
“family business” Mungkin Dalam makalah ini masih banyak kekurangan baik dari
segi isi materi maupun bobot yang kami sajikan pada kesempatan ini. Maka kami
mohon sarannya yang bersifat membangun, agar kedepannya dalam penulisan ataupun
dan penyusunan makalah ini lebih baik dan lebih bermutu lagi. Aminnnnnnnnn…..
DAFTAR PUSTAKA
Ferry Martin.
2000. Mengembangkan usaha kecil dengan memanfaatkan
berbagai bentuk jaringan kerja ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Longenecker,
G Justin dkk. 2001. Kewirausahaan:
manajemen usaha kecil. Jakarta: PT. Salemba Emban Patria.
http://www.ciputraentrepreneurship.com/edukasi/2547-pengertian-perusahaan-keluarga.html
http://www.wartakota.com
http://www.tetehleni.wordpress.com/www.bekasiwedding.com/www.barkatnet.co.cc
http://www.wartakota.com
http://www.tetehleni.wordpress.com/www.bekasiwedding.com/www.barkatnet.co.cc
family bisnis, suatu lembaga yg unik
BalasHapus