Senin, 28 Oktober 2013

MAKALAH MANAJEMEN USAHA KECIL FAMILY BUSINESS



MAKALAH
MANAJEMEN USAHA KECIL (MUK)
FAMILY BUSINESS
 










DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH
HANA, MM

Disusun Oleh:
Kelompok III
Kelas C/VI

Munawir Sazali    151 106 125
Hana Mardiana    151 106 098
Lukmanul Hakim   151 106 116
Najihah            151 116 207
Marsinah           151 106 097


JURUSAN PENDIDIKAN IPS EKONOMI
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM
2013/2014



DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
A.    Latar Belakang.......................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................. 2
A.    Pengertian Family Business (bisnis keluarga)......................................... 2
B.     Bisnis Keluarga; sebuah Lembaga yang Unik........................................ 3
C.    Budaya Bisnis Keluarga............................................................................ 3
D.    Ciri-ciri Khusus Manajemen Perusahaan Keluarga.............................. 5
E.     Mekanisme Family Business (bisnis keluarga)........................................ 7
F.     Keuntungan Menjalani Family Business (bisnis keluarga).................... 7
G.    Kendala-Kendala dan Akibat Dalam Menjalani Family Business........ 8
BAB III PENUTUP.................................................................................................... 10
A.    Kesimpulan................................................................................................ 10
B.     Saran.......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 11













BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Bisnis keluarga merupakan salah satu bentuk bisnis yang melibatkan sebagian anggota keluarga di dalam kepemilikan atau operasi bisnis. Family business juga merupakan salah satu jalan untuk mempertahankan keharmonisan rumah tangga, akan tetapi terkadang juga kebanyakan orang mengambil family business ini sebagai salah satu lembah kehancuran rumah tangga. Akan tetapi kalau dicermati dengan baik dan bisa mamanej dengan efektif dan efesien, maka hubungan rumah tangga akan terjalin dengan rasa kasih sayang dan penuh ketenteraman, bersama orang yang kita kasihi.
Dalam Family business yang terlibat di dalamnya juga, tidak serta merta akan meninggalkan tanggung jawab yang telah dipikulnya sesuai dengan kaidah-kaidah atau aturan yang telah diberlakukan, seseorang yang dapat memenej ataupun mengontrol dirinya, maka anatara bisnis dan keluaarga setidaknya dapat diimbangi dan dijalani kehidupan antara bisnis dan keluarga dengan secara kondusif.
Terkadang banyak orang yang meninggalkan keluarganya sendiri, karena sudah tergoda dengan racun duniawi; yakni berbisnis, yang tidak pernah mengenal batas dan waktu, sehingga keluarga dilantarkan dengan begitu saja tanpa memikirkan konssekuensinya baik dirinya sendiri dan keluarganya. Oleh sebab itu, dalam berbisnis dan sudah menjalin suatu hubungan keluarga paling tidak dapat mengimbangi anatara keluarga dan bisnis, sehingga dalam membina rumah tangga dapat bersifat continue dan menjadi panutan rumah tangga yang SAMAWATA (Sakinah, Mawahdah, Warahmah dan Taqwa), semoga nantinya kita termasuk orang-orang yang bertaqwa. Aminn
B.       Rumusan Masalah
a.     Menjelaskan pengertian family business
b.    Mengetahui bisnis keluarga itu sesuatu lembaga yang unik
c.    Dapat mengetahui budaya-budaya dalam bisnis keluarga
d.   Dapat menjelaskan dan mengetahui ciri-ciri khusus manajemen perusahaan keluarga
e.    Dapat menjelaskan mekanisme family business
f.     Mengetahui keuntungan dalam menjalani family business
g.    Mengetahui kendala-kendala dan akibat dalam menjalani family business



BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Family Business (Bisnis Keluarga)
Sorotan utama:
Family business (bisnis keluarga) merupakan salah satu bentuk bisnis yang melibatkan sebagian anggota keluarga di dalam kepemilikan atau operasi bisnis. Perusahaan layanan makanan Five Star misalnya: adalah sebuah bisnis keluarga, kelima “orang anak” yang berusia antara 34 sampai dengan 42 tahun dengan kedua orang tuanya bekerja dalam bisnis tersebut.
Orang tua mereka steve dan rosemary parisi, mendirikan bisnis tersebut pada tahun 1949 dan mengembangkan bisnisnya dari 2 menjadi 100 mesin penjual makanan di Houston, texas. Perusahaan memiliki dan mengoperasikan mesin penjual yang membagikan minuman dan makanan ringan (snack) dan makanan segar di tempat-tempat kerja di daerah industry klientnya. Mereka memperoduksi dan menjual produk yang berkualitas unggul, sseperti dinner, makanan kecil, makanan penutup (desserts) salads, dan sandwich dengan menggunakan ratusan mesin pendingin seharga $7.000 perbuahnya.
Lebih menarik lagi, kelima anak iitu memiliki ijazah perguruan tinggi, tetapi memilih untuk melanjutkan kesempatan berwirausaha dalam bisnis keluarga. Kepemilikan dalam perusahaan ini dibagi diantara angota-anggota keluarganya, orang tuanya memiliki 50% dan tiap anak memiliki 10% dari bisnis yang ada. Putra tertua dari joe parisi mengatakan bahwa meskipun mereka menghabiskan banyak waktu bersama, tiap orang di dalam keluarga saling menyesuaikan, “kami menjalani hari-hari kami karena ini adalah keluarga” tetapi kata joe “tetapi yang terpenting adalah kami dapat menyesuaikan diri dengan baik”. Anak-anak tersebut semuanya merupakan wakil direktur (lima pemmain utama dalam perusahaan layanan pangan five star) dan mereka menghasilkan pendapatan dengan jumlah yang sama. Keluarga parisi secara jelas merupaka keluarga bisnis yang menjalankan bisnis besar.
Dalam terminologi bisnis, perusahaan keluarga terbagi menjadi dua macam. Pertama adalah Family Owned Enterprise (FOE), yaitu perusahaan yang dimiliki oleh keluarga tetapi dikelola oleh profesional yang berasal dari luar lingkaran keluarga. Keluarga hanya berperan sebagai pemilik dan tidak melibatkan diri dalam operasi di lapangan. Perusahaan seperti ini merupakan bentuk lanjutan dari usaha yang semula dikelola oleh keluarga yang mendirikannya. Jenis perusahaan keluarga yang kedua adalah Family Business Enterprise (FBE), yaitu perusahaan yang dimiliki dan dikelola oleh keluarga pendirinya. Perusahaan tipe ini dicirikan oleh dipegangnya posisi-posisi kunci dalam perusahaan oleh anggota keluarga. Jenis perusahan keluarga inilah yang banyak terdapat di Indonesia. Batasan lain tentang perusahaan diberikan oleh John L. Ward dan Craig E. Arnoff. Menurutnya, suatu perusahaan dinamakan perusahaan keluarga apabila terdiri dari dua atau lebih anggota keluarga yang mengawasi keuangan perusahaan. Sedangkan menurut Robert G. Donnelley dalam bukunya “The Family Business” suatu organisasi dinamakan perusahaan keluarga apabila paling sedikit ada keterlibatan dua generasi dalam keluarga itu dan mereka mempengaruhi kebijakan perusahaan.
B.       Family Business (Bisnis keluarga); sebuah lembaga yang unik
Bisnis keluarga mempunyai karakteristik dengan kepemilikannya atau keterlibatan lainnya dari dua orang atau lebih anggota keluarganya yang sama dalam kehidupan dan fungsi bisnisnya lingkup dan luas keterlibatan tersebut bervariasi dalam beberapa perusahaan. Dalam sebuah restoran kecil misalnya seorang istri atau suami dapat bekerja sebagai seorang pemilik dan manajer sementara yang lain memegang pembukuan dan anak-anak dapat bekerja di dapur atau sebagai pelayan. Bisnis keluarga adalah sebuah perusahaan yang anggota keluarganya secara langsung terlibat di dalam kepemilikan dan atau jabatan/ manajer.
Ø  Keterkaitan keluarga dan bisnis
banyak bisnis keluarga disusun atas dasar kekeluargaan dan bisnis meskipun keluarga dan bisnis adalah institusi yang terpisah dengan anggota, tujuan dan nilainya masing-masing. Mereka menjadi satu (saling terkait) di dalam perusahaan keluarga, bagi banyak orang dua institusi yang saling terkait ini adalah bagian yang paling penting dalam hidup. Keluarga dan bisnis muncul dengan alasan mendasar yang berbeda. Fungsi pokok keluarga berhubungan dengan perhatian dan pendidikan anggota keluarga, sedangkan bisnis berkaitan dengan produksi dan pendistribusian barang dan atau jasa. Tujuan keluarga adalah pengembangan penuh yang mungkin dilakukan tiap anggota keluarga yang berkaitan dengan keterbatasan kemampuan yang dimilikinya, serta pembagian kesempatan dan penghargaan yang sama untuk setiap anggota. Sedangkan, tujuan bisnis adalah keuntungan dan ketahanan hidup.
C.      Budaya Bisnis Keluarga
Seperti organisasi lain, bisnis keluarga mengembangkan cara tertentu di dalam mengerjakan segala sesuatunya dan prioritas tertentu sehingga memberikan keunikan pada tiap perusahaan. Pola perilaku dan kepercayaan yang khusus ini membentuk budaya organisasi karyawan, sebagai karyawan dan anggota keluarga yang baru memasuki bisnis, mereka menggunakan pandangan dan cara pengoperasian perusahaan yang khusus.
Ø  Pola-pola budaya
Budaya perusahaan meliputi banyak tingkah laku dan keyakinan yang berbeda-beda, pengamatan menyeluruh pada keyakinan dan perilaku tersebut akan memperlihatkan berbagai pola budaya sehingga membantu di dalam menjelaskan cara berfungsinya suatu perusahaan. W. Gibb Dyer, seorang prof, di UYB, telah mengidentifikasikan suatu tatanan pola budaya yang mempergunaka tiga fase perusashaan keluarga; bisnis sesungguhnya, bisnis keluarga, bisnis pemerintah.
Sebuah contoh pola bisnis adalah system keyakinan dan perilaku perusahaan yang berkaitan dengan pentingnya kualitas. Anggota organisasi cenderung mengadopsi pandangan umum mengenai luasnya usaha atau bahkan pengorbanan yang seharusnya diberikan kepada pelayanan konsumen dan kualitas produk. Menurut W Gibb Dyer konfigurasi budaya adalah pola bisnis paternalistic, pola keluarga patriakal, dan dewan direksi yang disetujui (pola pemerintah). Ini semata-mata berarti bahwa hubungan keluarga lebih penting daari pada keahlian professional yang pendirinya merupakan kepala suku yzang tidak diperdebatkan, sehingga dewan secara otomatis mendukung keputusan pemilik.
Gambar konfigurasi budaya dalam bisnis keluarga
Pola Bisnis
Paternalistic laissez-faire
Partisipasi profesional
Pola Pemerintah
paper board
ruber stump board
advisory board
Konfigurasi Budaya Perusahaan Keluarga



                                                                                  


Pola Keluarga
Patriakal
Kolaborasi
konflik
 







Konfigurasi budaya adalah budaya keseluruhan dari perusahaan keluarga yang terdiri dari bisnis perusahaan, keluarga, dan pola pemerintah.
D.      Ciri-ciri Khusus Manajemen Perusahaan Keluarga (family business)
Kompleksitas hubungan dalam perusahaan keluarga memerlukan manajemen yang terbuka. Manajemen seperti ini mempunyai arti manajemen professional yang baik, meskipun teknik-teknik tertentu dapat berguna dalam menangani masalah-masalah yang ada di perusahaan keluarga.
Ø  Kebutuhan akan manajemen yang baik
Manajemen yang baik diperlukan untuk kesuksesan setiap bisnis termasuk bagi perusahaan keluarga. Penyimpangan dadri praktik manajemen yang baik hanya akan melemahkan perusahaan, sehingga berpengaruh pada kepentingan perusahaan dan keluarga. Sejumlah praktik terbaik telah diperkenalkan oleh Jhon. L. Ward, spesialis pencatat dalam bisnis keluarga dan professor ternama pada Loyola university Chicago. Bebrapa praktik tersebut adalah:
1.      Rangsanglah pemikiran dan pemahaman strategi baru
2.      Rekrut dan pertahankan manajer nonkeluarga yang baik
3.      Ciptakan organisasi yang fleksibel dan inovatif
4.      Ciptakan dan lindungi modal
5.      Siapkan pengganti tampuk kepemimpinan
6.      Eksploitasi kelebihan yang unik dari kepemilikan keluarga.
Ø  Karyawan non-keluarga dalam family business
Para karyawan yang bukan nonkeluarga masih dipengaruhi oleh pertimbangan keluarga dalam bebberapa kasus, kesempatan mereka untuk promosi semakin sempit dengan hadirnya anggota keluarga yang memiliki jalur dalam. Pembatasan gerak karyawan nonkeluarga tergantung pada jumlah anggota keluarga yang aktif di dalam bisnis dan jumlah posisi manajerial atau professional bisnis yang dapat diduduki oleh karyawan nonkeluaarga. Itu juga tergantung dari pada besarnya kompetensi yang diminta oleh pemillik di dalam manajemen perusahaan dan memelihara keterbukaan didalamnya pengamatannya untuk menghindari masalah di masa mendatang. Memperkerjakan karyawan nonkeluarga berarti menyediakan kesempatan yang luas dan mengidentifikasikan posisi yang diperuntukan bagi anggota keluarga. Yang berada di luar keluarga dapat dikeluarkan, adanya anggota keluarga yang bersaing satu sama lain sangat sulit bagi orang luar untuk tetap netral dalam permusuhan keluarga. Jika seorang karyawan nonkeluarga terlhat memihak pada salah satu keluarga yang terlibat dalam permusuhan , dia dapat kehilangan dukungan dari anggota keluarga yang lain. Kerja keras karyawan sering terganggu oleh konflik keluaarga.
Ø  Retret keluarga
Retret keluarga adalah pertemuan anggota keluarga, biasanya di lokasi yang jauh untuk mendiskusikan masalah bisnis keluarga. Sebuah usaha untuk menciptakan suasana informal.
Nanci upton pendiri institute family business pada university Baylor, telah memimpin banyak retret keluarga. Dia menggambarkan tujuan dan format umum dari berbagai retret sebagai berikut:
Tujuan retret adalah untuk memberikan suatu forum untuk introsfeksi, pemecahan masalah, dan pembuatan kebijakan untuk beberapa partisipan. Ini merupakan kesempatan pertama untuk membicarakan kepentingan mereka dalam suasana yang tidak berkonfrontasi dan ini juga sebagai merupakan waktu untuk memperbesar kekuatan dalam keluarga.
Retret biasanya berlangsung dua hari dan diselenggarakan di tempat yang jauh sehingga anda tidak akan tergoda untuk ke kantor (para menantu juga harus diundang). Duduk bersama dan membicarakan masalah bisnis mungkin tampak menakutkan bagi beberapa anggota keluarga. Hasilnya, bebrapa anggota keluarga menghindari komunikasi yang terlalu berlebihan, takut hal itu akan menimbulkan masalah. Sayangnya, pendekatan seperti itu sering menimbulkan perbedaaan serius yang perlahan-lahan menjadi masalah besar. Retret keluarga dirancang untuk membuka saluran komuikasi dan memmbaw pemahaman dan persetujuan akan masalah bisnis keluarga.
Jadi apabila keluarga yang sering melakukan retret keluarga dan memperbincangkan nikmatnya membagi nilai dan cerita yang dialami keluarga diwaktu yang lalu, maka retret akan dapat memperkuat dan solidaritas anatar semua keluarga.
Ø  Dewan keluarga
Retret keluarga dapat membuka jalan terciptanya dewan keluarga, yang di dalamnya nanti anggota keluarga bertemu untuk mendiskusikan nilai-nilai kebijakan dan arah mendatang perusahaan, secara garis besar dewan keluarga adalah sekumpulan anggota keluarga yang terorganisasi yang berkumpul secara periodic untuk mendiskusikan masalah keluarga yang berhubungan dengan bisnis.

E.       Mekanisme Family Business (bisnis keluarga)
Dunia bisnis dan dunia keluarga memang memiliki perbedaan yang amat curam. Jelas, dalam sebuah keluarga kepentingan keluarga akan mengalahkan kepentingan-kepentingan yang lain. Padahal, perusahaan menuntut sikap yang profesional. Termasuk juga dalam masalah kompensasi atau pembagian keuntungan. Perusahaan profesional akan mendasarkan pemberian gaji pada nilai pasar dan riwayat kerja (kinerja) seseorang. Sedangkan keluarga mendasarkan pemberian gaji pada kebutuhan. Di sini terlihat betapa keluarga memiliki standar yang tidak jelas. Masalah terpenting dalam keberlanjutan bisnis keluarga adalah masalah sukses. Sukses memang bukan satu-satunya penentu kelanggengan bisnis keluarga. Tapi, mau tidak mau generasi pendahulu harus memberikan tongkat estafet perusahaan kepada generasi berikutnya. Suksesi tidak hanya berarti pata tingkat pimpinan dan managerial saja, termasuk pada kebijakan-kebijakan perusahaan. Terdapat tujuh langkah dalam melakukan sukses perusahaan keluarga: mengevaluasi struktur kepemilikan; mengembangkan gambaran struktur yang diharapkan setelah sukses; Mengevaluasi keinginan keluarga; mengembangkan proses pemilihan, melatih dan memonitoring penerus masa depan; Melakukan aktivitas team building dari keluarga; Menciptakan dewan direksi yang efektif; Yang terakhir, memasukkan penerus pada saat yang tepat, yaitu ketika pendiri berusia 50 tahun dan penerus berusia 30 tahun.

F.       Keuntungan dalam Menjalani Family Business
Masalah-masalah yang berhubungan dengan bisnis keluarga dapat dengan mudah membutakan orang muda untuk mengambil keuntungan di dalam bisnis. Banyak keuntungan yang berhubungan dengan keterlibatan keluarga seharusnya diakui dan digunakan untuk merekrut anggota keluarga agar bekerja dalam perusahaan keluarga.
Keuntungan datang dari hubungan kekluaegaan yang kuat, anggota –anggota keluarga tertarik pada bisnis karena ikatan keluar.
Memulai dari usaha kecil bersama keluarga – dengan suami, anak, atau sanak saudara bisa menjadi tantangan yang unik. Di sisi lain, ini juga sangat membantu untuk urusan kepercayaan dan cara yang bagus untuk mengajak semua anggota keluarga untuk bersama-sama demi keamanan generasi selanjutnya. Keuntungan utama dari menjalankan bisnis dengan keluarga adalah adanya kepercayaan yang tidak didapatkan dari bisnis yang tidak berorientasi pada keluarga. Karena adanya kepercayaan dan hubungan keluarga inilah, anggota keluarga bisa bekerja lebih giat dan tidak membutuhkan kontrak legal dan permasalahan lain yang berkaitan dengan karyawan. Keuntungan lain adalah, terlepas dari banyaknya argumen, keluarga memiliki kecenderungan untuk tetap bersatu dalam masa-masa sulit. Hal ini disebabkan karena setiap anggota memiliki pemahaman yang lebih terhadap anggota keluarga yang lain, dan memiliki argumen, kerja sama, dan pengalaman negatif bersama-sama. Terlepas dari semua keuntungan memiliki bisnis keluarga, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1.      Mencampuradukkan bisnis dengan urusan pribadi dan keluarga bisa berdampak buruk pada hubungan keluarga. Pastikan anda membuat batasan-batasan yang jelas tentang dimana dan kapan anda bisa berbicara tentang bisnis.
2.      Pastikan bahwa komunikasi tidak menjadi halangan. Adakanlah pertemuan rutin untuk membahas perkembangan dan perbedaan pendapat.
3.      Perlakukan bisnis keluarga sebagaimana mestinya. Masalah yang sering terjadi dalam bisnis keluarga adalah terlalu berfokus pada ‘keluarga’ daripada bisnis.
4.      Pastikan bahwa setiap orang memiliki peran yang jelas. Ini akan membantu untuk menumbuhkan lingkungan bisnis.
5.      Anggota keluarga yang berada di dalam bisnis harus diperlakukan secara adil. Tidak boleh ada pilih kasih dalam bisnis. Gaji dan keuntungan yang adil dapat menjadi poin awal yang bagus.
6.      Berusahalah untuk memngembangkan rencana pergantian. Siapa yang akan mengambil alih bisnis setelah anda pensiun? Contohnya, apakah anak saudara anda atau anak anda? Ini dengan asusmsi bahwa saudara anda dan anda memiliki saham kepemilikan atas perusahaan.
7.      Jika anak anda akan bergabung dalam bisnis, usahakan agar mereka mendapat pengalaman di luar bisnis keluarga selama 3-5 tahun sebelum mereka bergabung. Hal ini akan memberi mereka perspektif atau pandangan yang berharga tentang bagaimana bisnis seharusnya dijalankan di luar setting keluarga.

G.      Kendala-Kendala dan Akibat dalam Menjalani Family Business
Dari masalah-masalah yang sering muncul dalam bisnis keluarga, terutama masalah profesionalisme, akhirnya muncul mitos, “generasi pertama membangun, generasi kedua menikmati, dan generasi ketiga menghancurkan”. Dan masalah kepemimpinan dalam perusahaan keluarga, masalah konflik yang sering terjadi dalam bisnis keluarga, suksesi, kompetensi, dan budaya dalam perusahaan keluarga sebagai tawaran paradigma baru dalam bisnis keluarga. Semua ini tidak lain sebagai counter attack terhadap mitos: “generasi pertama membangun, generasi kedua menikmati, dan generasi ketiga menghancurkan”.
Ø  Bisnis VS Keluarga: perbenturan nilai-nilai
Ketika banyak pasangan bertumbuh dengan bekerja bersama, pasangan lain pecah karena tekanan di dalam pelaksanaan bisnis. Mary dan phil baechler mempunyai pengalaman pada kondisi ini. Pada tahun 1984, mereka memulai bisnis di Yakima (Washington,USA) untuk memperoduksi kereta bayi yang telah ditemukan oleh phil sambil menunggu kelahiran putranya travis, keluarga tersebut bertumbuuh dengan kelahiran dua orang anak lagi dan bisnisnya memberikan keuntungan.
Mary dan phil sangat bekerja keras sehingga kesulitan membagi waktu untuk mereka sendiri dan perkawinannya, mereka juga berbeda dalam prioritas yang disetujui bagi bisnisnya, mary merasa memiliki ambisi yang lebih besar dari pada phil dan percaya bahwa phil memandang bisnis sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan, sebagaimana yang dieksperesikan mary,  “saya selalu membuat pilihan yang tak dimengerti olehnya, dan saya tidak dapat membayangkan dia tidak mau berusaha lebih jauh lagi”. Meskipun terdapat rasa hormat dan kasih sayang diantara keduanya, bisnis tersebut memisahkan mereka.
Dengan agak sedih, mary menggambarkan perasaannya pada hari sebelum pengadilan membubarkan perkawinannya. Di pagi hari, saya akan bercerai, tiap kali saya membayangkan berdiri di ruang pengadilan, menjawab sang hakim, saya menangis tanpa malu-malu. Dan saya tahu bahwa phil pergi bersama saya kesana, kami berdua akan menangis dan hakim akan berpikir mengapa kami melakukan hal yang sia-sia ini. Dan kemudian phil akan memluk saya dengan erat, ketika saya nangis di bahunya.









BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Ada dua macam bisnis keluarga, dalam arti umum Bisnis Keluarga adalah bisnis yang dijalankan bersama oleh keluarga, ada yang dalam pengelolaannya di kerjakan sendiri oleh anggota keluarga, ada juga yang dalam pengelolaanya diluar anggota keluarga, jadi anggota keluarganya tersebut hanya sebagai pemilik. Dunia bisnis dan dunia keluarga adalah dua hal yang sangat berbeda jauh, dalam dunia bisnis semua kegiatan dilakukan dengan profesional, sedangkan dalam dunia keluarga yaitu dimana sekumpulan orang yang memiliki hubungan kekerabatan melakukan bisnis, dan bisnis yang dijalankannya relative bisnis yang kecil, tapi bisa berkembang dengan sendirinya jika pengelolaannya dilakukan secara profesional. Banyak hambatan dan kelebihan dalam bisnis keluarga ini, tapi seiring dengan perkembangan zaman, maka banyak alur-alur maupun jalan yang relative mudah untuk menjalani bisnis keluarga ini.

B.       Saran
Semoga dengan penyajian makalah yang sangat sederhana dan praktis ini, kiranya nanti dapat menanmbah wawasan kita, untuk lebih mengintensifkan pelajaran khususnya mengenai manajemen usaha kecil “family business” Mungkin Dalam makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi materi maupun bobot yang kami sajikan pada kesempatan ini. Maka kami mohon sarannya yang bersifat membangun, agar kedepannya dalam penulisan ataupun dan penyusunan makalah ini lebih baik dan lebih bermutu lagi. Aminnnnnnnnn…..










DAFTAR PUSTAKA
Ferry Martin. 2000. Mengembangkan usaha kecil dengan memanfaatkan berbagai bentuk jaringan kerja ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Longenecker, G Justin dkk. 2001. Kewirausahaan: manajemen usaha kecil. Jakarta: PT. Salemba Emban Patria.
http://www.ciputraentrepreneurship.com/edukasi/2547-pengertian-perusahaan-keluarga.html
http://www.wartakota.com
http://www.tetehleni.wordpress.com/www.bekasiwedding.com/www.barkatnet.co.cc



1 komentar: